Tampilkan postingan dengan label Football Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Football Info. Tampilkan semua postingan

31 Januari 2016

Fanatisme di Tanah Britania.

Tanpa suporter, sebuah klub sepakbola tak ada artinya. Namun, karena mereka pula, klub bisa dicap negatif.

Some people think football is a matter of life and death. I assure you it’s much more important than that. –Bill Shankly, ex-manajer Liverpool-



Banyak pengertian arti tentang suporter. Namun, satu hal yang pasti supporter adalah pemain ke-12 dalam lingkup sepakbola. Salah satu hal penting dari sebuah klub dalam  memberikan dukungan serta motivasi bagi para pemainnya. Tak heran apabila kemenangan sebuah klub rata-rata diperoleh jika bermain di kandang. Hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sebuah klub pasti memiliki suporter yang siap mendukung tim kesayangannya, baik saat bermain kandang maupun tandang.

Di Inggris, sebutan hooligans begitu lekat dengan para suporter garis keras. Tak jarang,  para hooligans ini membuat kekacauan baik sebelum maupun setelah laga digelar. Setiap klub di Inggris memiliki suporter yang kental dengan aroma kekerasan di jalanan. Di film The Green Street Hooligans diceritakan bagaimana kehidupan suporter West Ham United. Mereka hidup dan bertarung di jalanan kota London atas nama kesetiakawanan, loyalitas, harga diri, dan kebanggaan. Mereka bukan hanya penonton yang membeli tiket pertandingan dan memberi dukungan kala tim kesayangannya bertanding.

West Ham United dan Millwall merupakan salah satu persaingan paling lama di Inggris meski kedua kubu baru bertemu beberapa kali. Persaingan derby London Timur telah berkurang karena keduanya bermain di divisi yang berbeda dalam jangka waktu yang cukup lama. Peluang kedua klub tersebut bertemu hanya saat Piala FA dan Piala Liga. Saat kedua tim bertemu pada Piala Liga 25 Agustus 2009, kerusuhan terjadi. Bentrokan pecah, baik di dalam maupun di luar stadion Upton Park, markas West Ham. Skor akhir 3-1 bagi kemenangan West Ham. Bahkan, di luar stadion dilaporkan terjadi penikaman oleh seorang suporter West Ham kepada serorang suporter Millwall.



Di London Utara, Arsenal dan Tottenham hanya dipisahkan jarak 1 mil. Persaingan kedua kubu dimulai tahun 1919. Saat itu, Tottenham sedang mengalami masa kejayaan, sedangkan Arsenal baru promosi ke First Division (sekarang Premier League). Hingga sekarang, setiap kali peringkat Arsenal berada di atas Tottenham, selalu ada sebutan St. Totteringham’s Day. Persaingan kedua klub semakin parah saat Sol Campbell, kapten Spurs kala itu, menyeberang dari Spurs ke Arsenal pada tahun 2001. Sol pun dilabeli “Judas” oleh pendukung Spurs Yid Army’s.



Di London Barat, persaingan seru terjadi jika Chelsea dengan Fulham. Di London Selatan, derby panas milik Charlton Athletic, Crystal Palace, dan AFC Wimbledon. Terutama saat AFC Wimbledon masih bermarkas di Selhurst Park (sekarang markas Crystal Palace). Permainan kasar AFC Wimbledon membuat mereka dijuluki The Crazy Ganks. Setelah AFC Wimbledon pindah markas ke Milton Keynes, serta Charlton yang masih berkutat di kasta kedua Liga Inggris, persaingan London Selatan tidak sepanas dulu.



Kota London memang memiliki jumlah klub yang banyak. Oleh karena itu, setiap kali dua klub dari kota London bertemu sering dilabeli Derby London. Meski tak melibatkan klub besar. Mungkin hanya Arsenal dan Chelsea yang disebut The Real London Derby. Setiap kali kedua kubu akan bertemu, satu pekan sebelumnya maupun setelah laga, selalu ada tagline “London is Red” atau “London is Blue”.
Dari wilayah Barat Laut Inggris, kota Liverpool dan Manchester menjadi kota dengan basis suporter terfanatik. Kebesaran nama kedua klub di kota tersebut tak luput dari prestasi yang mereka capai. Liverpool yang mendiami stadion Anfield sejak 1884, memiliki jumlah suporter yang banyak dari penjuru dunia. Sejak kehadirannya di persepakbolaan Inggris, prestasi yang mereka torehkan di kompetisi domestik dan Eropa begitu gemilang. Hingga pada 29 Mei 1985, terjadi tragedi yang menodai Liverpool dan hooligans di Inggris.

Tragedi yang dikenal dengan sebutan Tragedi Heysel terjadi kala Liverpool berjumpa Juventus di final Piala Champions (sekarang Liga Champions) di Stadion Heysel di kota Brussel, Belgia. Persitiwa dimulai kala kedua suporter saling ejek dan melecehkan. Lalu, suporter Juventus melemparkan kembang api ke arah suporter The Reds. Kejadian ini memicu baku hantam di dalam stadion hingga menyebabkan pagar pembatas kedua suporter rubuh. Total 39 korban jiwa tercatat dalam tragedi tersebut. Akibat tragedi ini, FIFA menjatuhkan skorsing bagi semua wakil Inggris di kompetisi UEFA selama 5 tahun.

Rivalitas, derby, serta seteru abadi menjadi faktor utama pemicu pembakar fanatisme. Semangat pemain Liverpool serta suporternya dapat terlihat kala bertanding melawan musuh abadi mereka, Manchester United. Baik saat bermain di Anfield, maupun di Old Trafford. Sedangkan, Manchester United sendiri memiliki rivalitas dengan Leeds United dan seteru sekota mereka, Manchester City.

Hampir di setiap pertemuan MU dengan Leeds selalu dibumbui dengan bentrokan antar-suporter kedua kubu. Tanggal 14 September 2002, duel Leeds vs. MU di Premier League membuahkan kerusuhan berdarah di Ellan Road. Fans Leeds makin sakit hati, kala pemain kesayangan  mereka, Rio Ferdinand dan Alan Smith menyeberang ke kubu rival.

Di kota Manchester, Citizens (sebutan suporter Manchester City) sama sekali tak menganggap Manchester United sebagai bagian dari kota Manchester. Alasannya, lokasi MU berada di pinggiran kota, sedangkan City terletak di pusat kota. Manchester is Blue, begitu kata mereka. Meskipun miskin prestasi, jumlah pendukung mereka tak berkurang. Mantan personil Oasis, Liam dan Noel Gallagher, adalah penggemar City yang paling dikenal dan gemar menulis lagu untuk klub kesayangannya. Mereka pun tak segan melontarkan kebencian kepada MU.

Di Old Trafford, suporter MU selalu memasang spanduk menyindir rivalnya. Mulai dari jumlah gelar yang diperoleh MU, hingga berapa lama City lama tak berprestasi sejak juara Piala Liga 1976. Selain itu, ada spanduk bertuliskan Manchester United is My Religion. Old Trafford is My Church. Semua itu berubah kala Sheikh Mansour mengakuisisi City. Gelontoran dana tak terbatas membuahkan juara liga musim 2011-12 yang ditentukan oleh selisih gol antara MU dan City.



Meski para suporter tersebut berseteru demi klub, tapi perseteruan tersebut terasa hilang kala mendukung timnas Inggris di kancah internasional. Ancaman sanksi dari FIFA bagi suporter urakan, membuat para Hooligans harus berpikir ulang melakukan tindakan anarkis. Sanksi yang diberikan tak hanya merugikan mereka tapi juga negara yang mereka dukung.


Seperti kata Bill Shankly: Sepakbola bahkan lebih penting dari urusan hidup dan mati.

01 Oktober 2014

Guide of Major League Soccer (MLS)



Halo, para pengunjung blog (entah blog ini masih ada pengunjungnya atau tidak. :D). Kali ini saya akan nge-post soal liga bergengsi di Amerika Serikat yg bernama Major League Soccer atau disingkat MLS. Jujur saja, post ini merupakan hal yg agak susah bagi saya. Bukan karena masalah sumber. Namun, lebih ke waktu karena agak susah menyesuaikan waktu untuk kembali meramaikan blog saya. Yuk langsung dibaca. Semoga bermanfaat. :D



Sejarah
Major League Soccer (disingkat MLS) merupakan kompetisi liga tertinggi di Amerika Serikat dan Kanada. Kenapa Kanada ikut serta? Sebab Kanada tidak ada liga resmi meski negara tersebut memiliki tiga klub yaitu Toronto FC, Vancouver Whitecaps FC, serta Portland Timbers. 2 klub yg disebutkan terakhir merupakan anggota MLS yg bisa dibilang baru karena baru bergabung tahun 2011. Sementara Toronto FC bergabung dengan MLS tahun 2007. Hingga saat ini, MLS berjumlah 19 klub (3 klub berasal dari Kanada). Pada musim depan, akan berjumlah 21 setelah New York City FC (yg masih berafiliasi dg Manchester City) serta Orlando City FC bergabung. Pada tahun 2017 mendatang, Atlanta MLS Team akan meramaikan kompetisi MLS.

MLS didirikan pada tahun 1993 sebagai bagian dari tuan rumah Piala Dunia 1994. Namun baru dimulai pada tahun 1996. Liga ini dijalankan bukan sebagai asosiasi yg berdiri sendiri. MLS merupakan satu kesatuan di mana setiap klub dimiliki dan dikendalikan oleh investor liga. MLS merupakan liga yang tidak menerapkan sistem promosi & relegasi.

Format Kompetisi
MLS dilaksanakan mulai bulan Maret hingga Oktober. Format kompetisi MLS menggunakan sistem 2 conference (2 wilayah) yaitu Eastern Conference (Wilayah Timur) dan Western Conference (Wilayah Barat). Lima tim teratas masing-masing wilayah akan melaju ke babak MLS Cup Play-off. Setelah babak play-off, 6 tim terbaik melaju ke babak 8 besar. Ada 1 babak wildcard untuk posisi 4 & 5 yg mengisi 2 peserta sisa di babak 8 besar. Di babak semifinal dan final menggunakan sistem kandang-tandang (aggregate) dengan Piala MLS sebagai hadiahnya.

Di musim reguler, setiap klub dalam 1 wilayah bertemu 2 kali kandang dan 2 kali tandang serta 1 kali main dengan tiap klub di wilayah lainnya. Semua klub berkompetisi dalam US Open Cup (setara Piala FA di Liga Inggris) dengan klub Kanada berkompetisi dalam Amway Canadian Championships. 4 klub terbaik MLS akan lolos ke Liga Champions CONCACAF (3 klub melalui proses liga sementara 1 klub melalui US Open Cup). Tim dari Kanada juga berhak lolos dengan kompetisi Amway Canadian ChampionshipsTim terbaik di musim reguler memenangkan Suporters' Shield. Pada jeda tengah musim diadakan All-star Game.

Peserta

NO
WILAYAH BARAT
1
PORTLAND TIMBERS

> Manajer: Caleb Porter
> Stadion: Providence Park
> Pemain andalan: Diego Valeri, Darlington Nagbe
> Sejarah: baru ikut serta di MLS pada 2011, tapi sudah terbentuk sejak 1975. Menjuarai musim reguler Wilayah Barat 2013.
> Rivalitas: Seattle Sounders & Vancouver (lebih ke persahabatan)
2
SEATTLE SOUNDERS

> Manajer: Sigi Schmid
> Stadion: CenturyLink Field
> Pemain andalan: Obafemi Martins, Clint Dempsey
> Sejarah: bergabung dengan MLS tahun 2009. Namun, sudah berkompetisi di liga amatir sebelumnya.
> Rivalitas: tidak disukai Vancouver, dibenci Portland
3
LA GALAXY

> Manajer: Bruce Arena
> Stadion: StubHub Center
> Pemain andalan: Robbie Keane, Landon Donovan
> Sejarah: tim asli MLS. Dibentuk pada saat dimulainya liga pada tahun 1996. Memenangi banyak gelar.
> Rivalitas: California Classico dengan San Jose. Persaingan utara & selatan California. Persaingan dengan Chivas USA karena memiliki kandang yg sama.
4
COLORADO RAPIDS

> Manajer: Pablo Mastroeni
> Stadion: Dick’s Sporting Goods Park
> Pemain andalan: DeShorn Brown, Dillon Powers
> Sejarah: bukan klub tradisi juara. Tahun 2010, juara MLS Cup mengalahkan FC Dallas saat extra time.
> Rivalitas: Real Salt Lake
5
REAL SALT LAKE

> Manajer: Jeff Cassar
> Stadion: Rio Tinto Stadium
> Pemain andalan: Kyle Beckerman, Javier Morales
> Sejarah: dibentuk tahun 2005. Juara MLS Cup 2009 melawan LA Galaxy melalui adu penalti. Final MLS Cup tahun 2013 kalah oleh Sporting Kansas City melalui adu penalti
> Rivalitas: Colorado Rapids
6
VANCOUVER WHITECAPS

> Manajer: Carl Robinson
> Stadion: BC Place
> Pemain andalan: Pedro Morales, Eric Hurtado
> Sejarah: bergabung dengan MLS bersama Portland Timbers tahun 2011. Belum menjuarai kompetisi di MLS. Memiliki pembinaan usia muda yg baik.
> Rivalitas: Seattle Sounders & Portland
7
CHIVAS USA

> Manajer: Wilmer Cabrera
> Stadion: StubHub Center
> Pemain andalan: Erik Torres, Carlos Bocanegra
> Sejarah: dibentuk tahun 2005 sebagai ‘adik’ Chivas Guadalajara di bawah kepemilikan yg sama. Semua berjalan lancar sampai tahun 2013. Ketika kedua klub dimiliki orang yg baru, klub tersebut berencana membuat kebijakan all-Latino. Suporter memaksa pemilik klub untuk keluar sebelum musim 2014 dimulai karena kebijakan ini termasuk diskriminasi. Musim 2014 merupakan musim terakhir Chivas USA karena klub ini akan dijual dan diberi nama baru pada musim 2015 mendatang.
> Rivalitas: LA Galaxy karena memiliki kandang yg sama. Setelah klub dijual, belum ada info mengenai kandang baru. Namun, dirumorkan akan tetap di StubHub Center.
8
SAN JOSE EARTHQUAKES

> Manajer: Mark Watson
> Stadion: Buck Shaw Stadium (musim 2015 mendatang akan menempati stadion baru)
> Pemain andalan: Chris Wondolowski, Clarence Goodson
> Sejarah: dibentuk dengan nama San Jose Clash pada awal kompetisi MLS 1996. Nama berubah saat gempa bumi (earthquake) melanda beberapa saat kemudian. Menjuarai MLS Cup saat Landon Donovan masih bermain di sana tahun 2000an. Namun, pindah ke Houston karena gagal melakukan deal soal stadion pada 2005. Juara Supporters’ Shield (tim terbaik musim reguler) tahun 2012.
> Rivalitas: California Classico dengan LA Galaxy
9
FC DALLAS

> Manajer: Oscar Pareja
> Stadion: Toyota Stadium
> Pemain andalan: Mauro Diaz, Bias Perez
> Sejarah: tim MLS asli dengan nama Dallas Burn. FC Dallas merupakan nama baru pada awal 2000an. Sempat ke final MLS Cup tahun 2010. Bukan tim tradisi juara.
> Rivalitas: Texas Derby dengan Houston Dynamo.
NO
WILAYAH TIMUR
1
DC UNITED

> Manajer: Ben Olsen
> Stadion: RFK Stadium
> Pemain andalan: Eddie Johnson, Bobby Boswell
> Sejarah: klub asli MLS yg memiliki tradisi juara. 4 kali juara MLS Cup (2 di antaranya di bawah asuhan Bruce Arena yg sekarang melatih LA Galaxy). Namun, terakhir kali meraih trofi tersebut tahun 2004. Tahun lalu juara US Open Cup meski hanya menang 3 kali di sepanjang kompetisi liga.
> Rivalitas: New York Red Bulls
2
NEW YORK RED BULLS

> Manajer: Mike Petke
> Stadion: Red Bull Arena
> Pemain andalan: Thierry Henry, Tim Cahill
> Sejarah: klub asli MLS dengan nama New York MetroStars. Berganti nama setelah saham klub dibeli Red Bull. Sulit meraih gelar hingga tahun lalu meraih Supporters’ Shield
> Rivalitas: Philadelphia Union dan DC United. Tahun depan akan bertambah rival dengan bergabungnya New York City FC.
3
COLUMBUS CREW

> Manajer: Gregg Berhalter
> Stadion: Columbus Crew Staduim
> Pemain andalan: Federico Higuain, Will Trapp
> Sejarah: salah satu klub asli MLS. Columbus membangun stadion sepakbola pertama pada tahun 1999 (waktu itu sebagian klub masih menggunakan lapangan rugby & baseball). The Crew merupakan klub kecil yg menjuarai MLS Cup 2008.
> Rivalitas: Chicago Fire, Toronto FC di Trilium Cup, FC Dallas di Lamar Hunt Memorial Cup.
4
SPORTING KANSAS CITY

> Manajer: Peter Vermes
> Stadion: Sporting Park
> Pemain andalan: Matt Besler, Graham Zusi
> Sejarah: Klub asli MLS dengan nama Kansas City Wiz yg bermarkas di Arrowhead Staduim. Kemudian pindah ke lapangan baseball dan berganti nama menjadi Kansas City Wizards. Klub tersebut akhirnya membangun stadion baru dan berganti nama lagi menjadi Sporting Kansas City. Juara MLS Cup 2013
> Rivalitas: -
5
HOUSTON DYNAMO

> Manajer: Dominic Kinnear
> Stadion: BBVA Compass Stadium
> Pemain andalan: Brad Davis, Oscar Boniek Garcia
> Sejarah: Klub ini pindah dari San Jose ke Houston pada musim 2006 dan menjuarai MLS Cup pada 2 tahun pertama sesaat pindah ke Houston. Klub membangun BBVA Compass Stadium yg dibuka pada tahun 2012 lalu.
> Rivalitas: Texas Derby dengan FC Dallas
6
NEW ENGLAND REVOLUTION

> Manajer: Jay Heaps
> Stadion: Gillette Stadium
> Pemain andalan: Diego Fagundez, Kaylen Rowe
> Sejarah: Klub asli MLS. The Revs memiliki kesuksesan pada awal penyelenggaraan MLS. Pada era 2000an, di bawah asuhan legenda Liverpool, Steve Nicol, berkali-kali lolos ke babak play-off. Namun, tidak pernah juara MLS Cup. Pada musim 2002, mereka kalah dari LA Galaxy serta musim 2006 & 2007 mereka kalah dari Houston.
> Rivalitas: New York Red Bulls (rival utama)
7
PHILADELPHIA UNION

> Manajer: - (klub memecat John Hackworth musim ini. Rene Meulensteen dan Fabio Cannavaro dirumorkan akan melatih klub ini)
> Stadion: PPL Park
> Pemain andalan: Christian Maidana,  Maurice Edu
> Sejarah: bergabung dengan MLS pada musim 2010.
> Rivalitas: New York Red Bulls & DC United
8
TORONTO FC

> Manajer: Ryan Nelsen
> Stadion: BMO Field
> Pemain andalan: Michael Bradley, Jermain Defoe
> Sejarah: saat pertama kali bergabung dengan MLS pada musim 2007, Toronto FC dianggap kekuatan yg akan mengejutkan MLS karena dukungan fans serta keuangan klub. Dianggap sebagai salah satu klub dengan basis fans terbesar di MLS. Sayangnya, klub ini bukan merupakan tradisi juara. Tidak pernah melaju ke babak play-off.
> Rivalitas: Montreal Impact (rival utama), Vancouver & Columbus.
9
MONTREAL IMPACT

> Manajer: Frank Klopas
> Stadion: Stade Saputo
> Pemain andalan: Marco Di Vaio, Jack McInerney
> Sejarah: The Impact bergabung dengan MLS pada musim 2012 dari liga amatir. Memiliki 3 manajer dalam 3 tahun. Lolos ke babak play-off untuk pertama kali musim 2013, 3 pemainnya kena kartu merah, dan akhirnya kalah 3-0 oleh Houston Dynamo
> Rivalitas: Toronto FC yg sama-sama berasal dari Kanada. Sudah saling bertemu selama 40 tahun di kompetisi antar-klub Kanada.
10
CHICAGO FIRE

> Manajer: Frank Yallop
> Stadion: Toyota Park
> Pemain andalan: Mike Magee, Harry Shipp
> Sejarah: klub pengembangan MLS (expansion team) yg pertama kali pada musim 1998 dan langsung meraih double winner, MLS Cup & US Open Cup di bawah asuhan Bob Bradley. The Fire merupakan klub dengan gelar US Open Cup terbanyak (4 kali) dibandingkan dengan peserta MLS lainnya.
> Rivalitas: -
NO
EXPANSION TEAM
1
ORLANDO CITY (2015)

> Manajer: Adrian Heath
> Stadion: Citrus Bowl (akan diganti setelah musim 2015 dengan stadion baru)
> Pemain andalan: -
> Sejarah: pindahan dari Austin ke Orlando pada saat bermain di liga amatir tahun 2011
> Rivalitas: -
2
NEW YORK CITY FC (2015)

> Manajer: Jason Kreis
> Stadion: Yankee Stadium
> Pemain andalan: David Villa, Frank Lampard
> Sejarah: klub yg dibentuk atas kepemilikan bersama antara pemilik Manchester City & New York Yankees
> Rivalitas: New York Red Bulls
3
ATLANTA (2017)

> Manajer: TBD
> Stadion: Atlanta Falcons Stadium
> Pemain andalan: TBD
> Sejarah: klub yg dimiliki oleh Arthur Blank, pemilik Atlanta Falcons (tim rugby yg bermain di NFL)
> Rivalitas: -
4
MIAMI (TBD)

> Manajer: TBD
> Stadion: TBD
> Pemain andalan: TBD
> Sejarah: klub pengembangan MLS yg dimiliki oleh David Beckham. Masih memiliki masalah dalam pemilihan lokasi stadion sebagai markas mereka. Berencana tetap memilih Miami sebagai home-base namun belum pasti. Masih ada waktu untuk berkompetisi di masa mendatang.
> Rivalitas: -

sumber:
- worldsoccertalk.com
- wikipedia
- game Football Manager '14


NB: maaf kalo tabelnya agak aneh. -_-

09 Mei 2014

Pohang Steelers vs Ulsan Hyundai Horang-i: Derby Donghaean, Persaingan di Tenggara Korea

                                   
Awal Mula
Saat kota Pohang menjadi markas Steelers sejak mereka berdiri tahun 1973, Tigers (julukan Ulsan Hyundai) menetap di Ulsan 20 tahun yang lalu setelah serangkaian perpindahan penduduk di sekitar provinsi Gyeonggi dan Gangwon selama tahun 1980an. Satu dekade berikutnya, dua klub ini berjuang demi tahta sebagai Raja di Tenggara Korea. Pohang memenangkan gelar K-League ketiga mereka pada tahun 1992, kemudian Ulsan mengangkat trofi pertama mereka empat tahun kemudian.

Laga play-off 2 leg antara kedua klub pada tahun 1998 dianggap sebagai salah satu duel klasik dalam sejarah sepakbola Korea dan awal rivalitas mereka. Pohang bangkit dari ketinggalan untuk memenangkan laga dramatis dengan skor 3-2 di kandang, sebelumnya mereka kalah 2-1 di Ulsan dan akhirnya kalah adu penalti.

Pindahnya mantan kipper Korea Kim-Byung-Ji dari Ulsan ke Pohang sebelum musim 2001 tidak hanya menambah rivalitas di antara kedua suporter, tapi juga melahirkan ‘kutukan Kim-Byung-Ji’, mengingat bahwa Tigers berjuang susah payah melawan Steelers untuk jangka waktu yang lama sesudahnya. Kutukan itu akhirnya berakhir pada tahun 2005, yang kebetulan musim terakhir Kim dengan Pohang, ketika Ulsan mengakhiri paceklik gelar dengan meraih juara kedua mereka meskipun kalah di tiga pertandingan melawan rival abadinya tersebut.

10 April 2014

Suwon Bluewings vs FC Seoul: Dulu Tetangga. Sekarang Rival.



Awal Mula
Suwon Bluewings dan FC Seoul, yang dulunya bernama Anyang Cheetahs, ditakdirkan menjadi rival abadi sejak tahun 1996. Ini terjadi karena Anyang menjadi anggota kesembilan K-League dan kemudian berpindah markas dari Seoul ke Anyang karena mengikuti aturan liga untuk memindahkan daerah yang padat penduduk. Kejadian inilah yang memulai era derby Jijidae, yang berdasarkan nama bukit di perbatasan Anyang dan Suwon.

Namun, rivalitas mereka tidak terlalu panas sampai akhirnya Cho Kwang-Rae, mantan asisten pelatih Suwon, menangani Anyang pada awal musim 1999 dan mantan pemain Cheetahs Seo Jung-Won pindah ke Suwon setelah dua tahun bermain di Strasbourg.

Persaingan kedua tim memuncak dalam perebutan Super Cup pada 20 Maret saat suporter membakar jersey milik Seo. Namun, hal tersebut malah membuat dirinya mencetak 2 gol yang membuat sang juara liga Korea menang 5-1 atas juara Piala Korea. Seo masih menjadi satu-satunya pemain yang telah mencetak gol bagi kedua tim.



27 November 2013

Gegenpressing: Cara Borussia Dortmund menekan Bayern München

Saat Phillip Lahm mengangkat trofi di stadion Wembley, kamera secara singkat menyorot Robert Lewandowski. Dia terlihat berdiri sendirian di tengah lapangan, memperlihatkan ekspresi kekecewaan yang sangat. Hanya sebentar dia melihat perayaan Bayern lalu kemudian berpaling sambil menggelengkan kepalanya. Ada satu hal yang mungkin bisa disimplukan dari kejadian tersebut. Yaitu Robert Lewandowski begitu ingin meraih trofi bersama Borussia Dortmund musim lalu.

Liga Champions selalu menghadirkan klub underdog. Namun, tidak semua underdog tersebut sukses. Contoh nyata adalah musim 2003-04 di mana keempat semifinalis merupakan pembunuh klub raksasa. Bahkan headline beberapa surat kabar di luar negeri maupun lokal serempak membuat tagline semifinal musim itu adalah “The Giants Killer.” AS Monaco yang diprediksi kesulitan menghadapi Chelsea, justru melaju ke final berhadapan dengan FC Porto di Gelsenkirchen meski dihajar dengan skor telak 3-0. Villarreal CF adalah klub debutan Liga Champions musim 2005-06. Pencapaian mereka sangat luar biasa hingga menembus semifinal sebelum dihentikan Arsenal yang gagal menjadi juara. Musim lalu, Malaga CF adalah debutan sukses. Meski kalah di menit-menit akhir oleh Dortmund yang akhirnya menembus final.

Kita flashback ke musim 2010. Dortmund saat itu hanyalah klub yang berusaha kembali meraih kejayaannya. Merekrut pemain baru seperti Shinji Kagawa, Robert Lewandowski, dan mempromosikan pemain muda Mario GÓ§tze.

24 Januari 2013

YANG TERLEWATKAN PEMANDU BAKAT

Penyesalan pemilik Tottenham Hotspur, Daniel Levy, mungkin terbit jika mendengar Michu mencetak gol lagi untuk Swansea City. Dia membuat keputusan meleset saat Gerry Armstrong, mantan pemain Spurs yang ahli sepakbola Spanyol, menghubunginya dalam bursa transfer musim panas 2011.

Armstrong member informasi mengenai Michu, pemain Celta Vigo, yang berstatus bebas transfer. Namun, Levy tak pernah mendengar nama sang pemain sebelumnya. Dia pun langsung menampik tawaran untuk memboyong pesebak bola tersebut dengan tawaran cuma-cuma. Levy dan manajer Spurs kala itu, Harry Redknapp, tak ingin terperangkap dalam situasi “memilih kucing dalam karung.”

Mengeluarkan uang, seminim apapun, harus dengan alasan yang kuat. Terlebih para pemandu bakat Spurs tak pernah memberi tahu klub mengenai keberadaan pemain bertalenta tinggi di Spanyol dengan nama lengkap Miguel Perez Cuesta.
Levy, juga Redknapp, jelas berkesimpulan bahwa Michu adalah pesepakbola berkemampuan semenjana. Pada akhirnya, Rayo Vallecano, yang baru promosi ke La Liga, mendapat tanda tangan gelandang asal Oviedo ini.

20 Mei 2012

Akhir Penantian Panjang





Sebuah klub yang sudah 8 tahun saya dukung akhirnya menjadi juara Liga Champions musim 2011-12. Hal yang paling saya (dan juga fans Chelsea) impikan sejak lama.


Awalnya sangat kaget ketika melihat skuad Chelsea ini di final menghadapi Bayern Munchen.

1 Petr Cech
17 Jose Bosingwa
24 Gary Cahill
4 David Luiz
3 Ashley Cole
12 John Mikel Obi
8 Frank Lampard (c)
21 Salomon Kalou
10 Juan Mata
34 Ryan Bertrand
11 Didier Drogba 

Ryan Bertrand yang posisi aslinya adalah bek sayap kiri dimainkan sebagai winger. Perasaan saya winger yang tidak seimbang pun jadi kenyataan kala pertandingan udah mulai. Kalou sering mendapat umpan sementara Bertrand jarang, bahkan dia lebih membantu ke pertahanan.

Ketika Thomas Muller mencetak gol di menit 83, saya merasa lemas. Namun, sebelum peluit akhir dibunyikan, masih ada kesempatan untuk membalas gol itu. Drogba menjadi pahlawan dengan heading-nya di menit 88. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 1-1 bertahan.

Di babak extra time, Drogba melakukan kesalahan fatal. Ia menjatuhkan Ribery di kotak penalti, dan wasit pun menunjuk titik putih. Robben yang menjadi algojo pun gagal mencetak gol, setelah tendangannya berhasil diselamatkan Cech.

Sampai babak extra time berakir, skor masih sama kuat 1-1. Pemenang pun harus ditentukan melalui adu tendangan penalti. Cech dan Drogba pun akhirnya mampu menjadi pahlawan Chelsea setelah masing-masing mampu menggagalkan penalti dan mencetak gol terakhir dari titik putih.

Dan untuk pertama kalinya, Chelsea berhasil memenangkan trofi yang selama ini mereka idam-idamkan. Sebuah perjalanan yang luar biasa bagi The Blues musim ini, melihat beberapa kali mereka nyaris kalah dan tersingkir namun akhirnya mampu memenangkan kompetisi tersebut.

CONGRATS CHELSEA! And all of Chelsea fans in the world!

01 Januari 2012

Sepak Bola, Kekasih yang Menyebalkan

Gabriel Batistuta tertunduk lesu melangkah menuju garis luar Stadion Miyagi, Jepang. Tepuk tangan membahana saat sang megabintang ditarik keluar oleh pelatih Marcelo Bielsa, Batigol tertunduk lesu menyambut gemuruh tersebut sembari memeluk penggantinya, Hernan Crespo. Hari itu 12 Juni 2002 di pertandingan terakhir di Group F Piala Dunia 2002 dan bisa dibilang, inilah pertandingan terakhir Batigol di ajang resmi bersama negaranya.


Saat itu Argentina adalah salah satu unggulan yang dianggap siap merebut gelar di turnamen pertama di Asia. Bergabung di group keras bersama Inggris, Nigeria dan Swedia, Tim Tango dengan materinya yang mengkilap saat itu dianggap mampu lolos dari kepungan 3 tim tersebut. Tapi apa lacur, ketajaman Batistuta, Hernan Crespo ataupun magis Ariel Ortega seolah lenyap di tangan 3 tim lainnya.


“Aku meminta maaf kepada publik atas kegagalan ini. Pada saat krisis ekonomi besar-besaran melanda negeri, kami gagal memberikan yang terbaik pada mereka,” isak Bati si kapten tim di depan wartawan setelah pertandingan, suasana konferensi pers mendadak sunyi, terutama wartawan Argentina yang sangat memuja Batistuta.


Argentina adalah salah satu negeri kuat di peta sepak bola dunia, mereka telah dua kali memenangi gelar juara dan selalu dijadikan unggulan di segala perhelatan dunia maupun regional. Walau belum lagi jadi juara dunia sejak 1990, siapa berani menyebut negeri ini sebagai tim lemah? Tak heran jika mereka selalu mematok target tinggi sembari memberi dukungan maksimal segala yang berbau tim nasional. La Albiceleste atau perkembangan terkini pemain-pemain di lapangan.


“Bepe memberi assist dan sempat mengancam gawang Uruguay, tapi penonton menyorakinya dan meminta dia mundur dari tim nasional. Mereka ini minta apa sih? Minta Bepe stepover kayak CR7?” ujar Pangeran Siahaan ketus. Ia yang duduk di bangku pers Stadion Senayan malam itu adalah saksi bahwa umpan yang dilepaskan oleh striker Indonesia pada rekannya Boaz Salossa ini sifatnya memang mematikan, “Umpannya bagus kok,” ujar Aang rekan saya lainnya yang juga menonton pertandingan itu.


Berkebalikan dengan Batistuta yang hari itu bermain buruk sehingga diganti pada menit ke-58 tapi tetap mendapat aplaus pendukung, Bambang Pamungkas justru mendapat cemooh luar biasa. Dan, tak berhenti di laga itu saja, tapi terus berkembang ke media-media lainnya, terutama di ranah Social Media di dunia maya.

21 Mei 2009

Teknik-teknik Latihan yang Aneh

1. Jembatan Penderitaan

Manajer Hull City, Phil Brown, sukses membawa timnya promosi ke Premier League dengan menginstruksikan pemainnya lari bolak-balik menyeberangi Jembatan Humber.

2. Film Horor

Saat menjadi manajer di Barnet, Martin “Mad Dog” Allen membawa skuadnya menonton film Texas Chain Show Massacre sebelum pertandingan FA Cup.

3. Pemburu Telur

Ketika melatih di AZ Alkmaar, Co Adriansee memerintahkan pemainnya berburu telur Paskah dalam satu sesi latihan.

4. Habis Gelap Terbitlah Terang

Sebelum Piala Dunia 2006, Miroslav Klose melatih teknik tendangannya di rumah dengan menghidupkan dan mematikan lampu memakai bola.

5. Bareng Pelawak

Timnas Inggris berlatih bersama komedian tua legendaries, Norman Wisdom, sebelum laga kualifikasi Piala Dunia di Albania.

6. Memanggul Istri

Striker Lincoln City, Adrian Patulea, melakukan pemanasan berlari di pinggir lapangan sambil memanggul istrinya.

7. Berbugil Ria

Mark McGhee menyuruh para pemainnya di Motherwell menanggalkan sehelai pakaian setiap kali tembakan mereka meleset dari gawang demi adaptasi cuaca dingin.

8. Ala Debus

Skuad Bayer Leverkusen dipaksa berjalan di atas pecahan kaca sebagai bentuk latihan kerja sama tim oleh pelatih Christoph Daum.

9. Sang Penari

Pada 2004, skuad QPR (Queens Park Ranger) ke markas English National Ballet untuk mendapatkan saran dan petunjuk soal kelenturan dan stamina.