26 Januari 2009

Budaya Jepang

Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan per detik. Namun, sisi tradisional masih terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini:

Matsuri (
чен, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami (dewa), sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan di jinja atau kuil. Walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan di gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

23 Januari 2009

Dari Optimis, Kecewa, Optimis Lagi

Bagi seorang mahasiswa, mendapatkan IP yang memuaskan merupakan sebuah cita-cita. Namun, bagaimana jika IP yang didapat tidak sesuai dengan harapan? Itulah kejadian yang sedang menimpaku. Setelah optimis di hari-hari sebelumnya, kali ini rasa optimis itu berubah menjadi rasa kecewa yang amat sangat. IP-ku kali ini turun lagi. Entah kenapa? Apa cara belajarku yang salah atau apa. Entahlah aku juga ngga tahu. Tapi, sebagai manusia yang seudah berikhtiar dan berusaha bukankah itu merupakan hal yang sudah ditentukan oleh Sang Khalik?
Pokoknya dari pengalaman itu aku mendapat sebuah pelajaran bahwa setiap manusia memang harus berusaha dan berikhtiar. Tapi, yang menentukan keberhasilan itu hanyalah Allah SWT.
Semester depan harus lebih baik daripada semester ini. Amin.
Ya Allah, kabulkanlah doaku ini. Semoga semester depan IP-ku naik. Amin. Ya Robbal Alamin.