31 Januari 2016

Fanatisme di Tanah Britania.

Tanpa suporter, sebuah klub sepakbola tak ada artinya. Namun, karena mereka pula, klub bisa dicap negatif.

Some people think football is a matter of life and death. I assure you it’s much more important than that. –Bill Shankly, ex-manajer Liverpool-



Banyak pengertian arti tentang suporter. Namun, satu hal yang pasti supporter adalah pemain ke-12 dalam lingkup sepakbola. Salah satu hal penting dari sebuah klub dalam  memberikan dukungan serta motivasi bagi para pemainnya. Tak heran apabila kemenangan sebuah klub rata-rata diperoleh jika bermain di kandang. Hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sebuah klub pasti memiliki suporter yang siap mendukung tim kesayangannya, baik saat bermain kandang maupun tandang.

Di Inggris, sebutan hooligans begitu lekat dengan para suporter garis keras. Tak jarang,  para hooligans ini membuat kekacauan baik sebelum maupun setelah laga digelar. Setiap klub di Inggris memiliki suporter yang kental dengan aroma kekerasan di jalanan. Di film The Green Street Hooligans diceritakan bagaimana kehidupan suporter West Ham United. Mereka hidup dan bertarung di jalanan kota London atas nama kesetiakawanan, loyalitas, harga diri, dan kebanggaan. Mereka bukan hanya penonton yang membeli tiket pertandingan dan memberi dukungan kala tim kesayangannya bertanding.

West Ham United dan Millwall merupakan salah satu persaingan paling lama di Inggris meski kedua kubu baru bertemu beberapa kali. Persaingan derby London Timur telah berkurang karena keduanya bermain di divisi yang berbeda dalam jangka waktu yang cukup lama. Peluang kedua klub tersebut bertemu hanya saat Piala FA dan Piala Liga. Saat kedua tim bertemu pada Piala Liga 25 Agustus 2009, kerusuhan terjadi. Bentrokan pecah, baik di dalam maupun di luar stadion Upton Park, markas West Ham. Skor akhir 3-1 bagi kemenangan West Ham. Bahkan, di luar stadion dilaporkan terjadi penikaman oleh seorang suporter West Ham kepada serorang suporter Millwall.



Di London Utara, Arsenal dan Tottenham hanya dipisahkan jarak 1 mil. Persaingan kedua kubu dimulai tahun 1919. Saat itu, Tottenham sedang mengalami masa kejayaan, sedangkan Arsenal baru promosi ke First Division (sekarang Premier League). Hingga sekarang, setiap kali peringkat Arsenal berada di atas Tottenham, selalu ada sebutan St. Totteringham’s Day. Persaingan kedua klub semakin parah saat Sol Campbell, kapten Spurs kala itu, menyeberang dari Spurs ke Arsenal pada tahun 2001. Sol pun dilabeli “Judas” oleh pendukung Spurs Yid Army’s.



Di London Barat, persaingan seru terjadi jika Chelsea dengan Fulham. Di London Selatan, derby panas milik Charlton Athletic, Crystal Palace, dan AFC Wimbledon. Terutama saat AFC Wimbledon masih bermarkas di Selhurst Park (sekarang markas Crystal Palace). Permainan kasar AFC Wimbledon membuat mereka dijuluki The Crazy Ganks. Setelah AFC Wimbledon pindah markas ke Milton Keynes, serta Charlton yang masih berkutat di kasta kedua Liga Inggris, persaingan London Selatan tidak sepanas dulu.



Kota London memang memiliki jumlah klub yang banyak. Oleh karena itu, setiap kali dua klub dari kota London bertemu sering dilabeli Derby London. Meski tak melibatkan klub besar. Mungkin hanya Arsenal dan Chelsea yang disebut The Real London Derby. Setiap kali kedua kubu akan bertemu, satu pekan sebelumnya maupun setelah laga, selalu ada tagline “London is Red” atau “London is Blue”.
Dari wilayah Barat Laut Inggris, kota Liverpool dan Manchester menjadi kota dengan basis suporter terfanatik. Kebesaran nama kedua klub di kota tersebut tak luput dari prestasi yang mereka capai. Liverpool yang mendiami stadion Anfield sejak 1884, memiliki jumlah suporter yang banyak dari penjuru dunia. Sejak kehadirannya di persepakbolaan Inggris, prestasi yang mereka torehkan di kompetisi domestik dan Eropa begitu gemilang. Hingga pada 29 Mei 1985, terjadi tragedi yang menodai Liverpool dan hooligans di Inggris.

Tragedi yang dikenal dengan sebutan Tragedi Heysel terjadi kala Liverpool berjumpa Juventus di final Piala Champions (sekarang Liga Champions) di Stadion Heysel di kota Brussel, Belgia. Persitiwa dimulai kala kedua suporter saling ejek dan melecehkan. Lalu, suporter Juventus melemparkan kembang api ke arah suporter The Reds. Kejadian ini memicu baku hantam di dalam stadion hingga menyebabkan pagar pembatas kedua suporter rubuh. Total 39 korban jiwa tercatat dalam tragedi tersebut. Akibat tragedi ini, FIFA menjatuhkan skorsing bagi semua wakil Inggris di kompetisi UEFA selama 5 tahun.

Rivalitas, derby, serta seteru abadi menjadi faktor utama pemicu pembakar fanatisme. Semangat pemain Liverpool serta suporternya dapat terlihat kala bertanding melawan musuh abadi mereka, Manchester United. Baik saat bermain di Anfield, maupun di Old Trafford. Sedangkan, Manchester United sendiri memiliki rivalitas dengan Leeds United dan seteru sekota mereka, Manchester City.

Hampir di setiap pertemuan MU dengan Leeds selalu dibumbui dengan bentrokan antar-suporter kedua kubu. Tanggal 14 September 2002, duel Leeds vs. MU di Premier League membuahkan kerusuhan berdarah di Ellan Road. Fans Leeds makin sakit hati, kala pemain kesayangan  mereka, Rio Ferdinand dan Alan Smith menyeberang ke kubu rival.

Di kota Manchester, Citizens (sebutan suporter Manchester City) sama sekali tak menganggap Manchester United sebagai bagian dari kota Manchester. Alasannya, lokasi MU berada di pinggiran kota, sedangkan City terletak di pusat kota. Manchester is Blue, begitu kata mereka. Meskipun miskin prestasi, jumlah pendukung mereka tak berkurang. Mantan personil Oasis, Liam dan Noel Gallagher, adalah penggemar City yang paling dikenal dan gemar menulis lagu untuk klub kesayangannya. Mereka pun tak segan melontarkan kebencian kepada MU.

Di Old Trafford, suporter MU selalu memasang spanduk menyindir rivalnya. Mulai dari jumlah gelar yang diperoleh MU, hingga berapa lama City lama tak berprestasi sejak juara Piala Liga 1976. Selain itu, ada spanduk bertuliskan Manchester United is My Religion. Old Trafford is My Church. Semua itu berubah kala Sheikh Mansour mengakuisisi City. Gelontoran dana tak terbatas membuahkan juara liga musim 2011-12 yang ditentukan oleh selisih gol antara MU dan City.



Meski para suporter tersebut berseteru demi klub, tapi perseteruan tersebut terasa hilang kala mendukung timnas Inggris di kancah internasional. Ancaman sanksi dari FIFA bagi suporter urakan, membuat para Hooligans harus berpikir ulang melakukan tindakan anarkis. Sanksi yang diberikan tak hanya merugikan mereka tapi juga negara yang mereka dukung.


Seperti kata Bill Shankly: Sepakbola bahkan lebih penting dari urusan hidup dan mati.

Bahasa Indonesia Teknologi

Tahun 2016 ini, saya mencoba aktif lagi di dunia blogging. Di posting pertama tahun 2016 ini, saya akan bahas hal yang menarik bagi sebagian orang. Khususnya mahasiswa yang mengambil jurusan Bahasa.

Di jaman globalisasi sekarang ini, Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa kedua yang biasanya kita ucapkan. Buat pengguna media sosial serta istilah teknologi, pada umumnya Bahasa Inggris sering digunakan. Istilah Bahasa Inggris itu kemudian menjadi akrab di telinga kita dan kita pun menerima kata-kata tersebut untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari. Meskipun sebagian orang ada yang kurang paham makna dari kata-kata tersebut.

Sebenarnya, tidak salah menggunakan kata-kata Bahasa Inggris. Mencari arti dari kata-kata yang berhubungan dengan teknologi juga tidak salah kok. Kenapa? Soalnya, makna dari kata-kata yang berhubungan dengan teknologi sudah ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).


Contohnya, bayangin kalau pas kuliah ada dosen cewek yang masih muda ngomong “Tolong unduh tugasnya di tautan ini, lalu kirim ke surel milik saya.” Gimana rasanya? Agak asing sama pemilihan kata-katanya, kan? Itu hanya sebagian istilah teknologi yang digunakan. Masih banyak istilah teknologi yang sudah masuk khasanah perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia. Berikut contohnya:

1. attach = lampir
2. bandwidth = lebar pita
3. blogger = narablog
4. bookmark = markah (alt. markah-buku)
5. broadband = jalur lebar
6. browse/surf = selancar (alt. ramban)
7. browser = peramban
8. caption = takarir (alt. penjelas/keterangan)
9. click = mengeklik (bukan 'mengklik')
10. contact person = narahubung
11. cookie = kuki
12. copy–paste = salin rekat (alt. copas)
13. courtesy of = atas perkenanan (alt. atas izin)
14. crash = mogok
15. crop = pangkas
16. cyberspace = mayantara
17. device = perangkat (alt. peranti)¹
18. download = unduh
19. drag and drop = seret dan lepaskan
20. earphone = pelantang telinga (alt. peranti dengar)
21. edit = sunting
22. email = surel (surat elektronik)
23. embedded = terbenam (alt. sematan)
24. encoding = pengaksaraan
25. error = galat
26. flick = sentil
27. follow = ikuti
28. gadget = acang (alt. gawai)¹
acang itu singkatan dari alat canggih. 'gawai' menurut KBBI berarti alat atau perkakas.
29. game = permainan
30. genuine = tulen
31. guide = panduan
32. hacker = peretas
33. hang/freeze = macet
34. hard disk = cakram keras
35. hardware = perangkat keras
36. hashtag = tagar
37. headphone = pelantang hulu
38. home page = beranda
39. hyperlink = pranala (alt. hipertaut)¹
40. install = pasang
41. interface = antarmuka
42. laptop/notebook = komputer jinjing
43. leaderboard = spanduk utama
44. link = tautan
45. mailing list = milis
46. mention = sebutan (alt. gamitan)¹
47. mention = sebut (gamit)
48. miscellaneous = serba-serbi
49. missed (call) = tak terjawab
50. mobile = seluler
51. newsletter = nawala
52. offline = luring (alt. luar jaringan)¹
53. online = daring (alt. dalam jaringan)¹
54. page = laman
55. photo booth = bilik foto
56. playlist = daftar putar
57. poke = colek
58. pop-up = sembul
59. press and hold = tekan tahan
60. preview = pratinjau
61. private line/message = japri (alt. jalur pribadi)¹
62. push notification = pemberitahuan dorong
63. scan = pindai
64. screenshot = cuplikan layar (alt. gambar layar)¹
65. scroll = gulir
66. search = telusur (alt. cari)
67. search engine = mesin telusur
68. shortcut = pintasan
69. slide = salindia
70. slideshow = rangkai salindia
71. smartphone = ponsel cerdas
72. snapshot = jepretan
73. software = perangkat lunak
74. streaming = aliran/pengaliran
75. swipe = gesek (alt. usap)¹
76. tablet computer = sabak elektronik
77. tag = tengara
78. tap = ketuk
79. technologically-challenged = gaptek (alt. gagap teknologi)¹
80. template = pola acu (alt. templat)¹
81. timeline = linimasa
82. touch = sentuh
83. touch pad = lapik sentuh
84. trailer = cuplikan
85. try/test out = jajal
86. tweet = kicauan
87. tweet = mengicaukan (alt. menge-tweet)¹
88. undo = urung
89. unfollow = berhenti mengikuti
90. unsubscribe = berhenti berlangganan
91. upload = unggah
92. virtual/cyber = maya

93. wireless = nirkabel