12 Februari 2010

Valentine: Hari Penyesatan Umat Islam

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul dari Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Peringatan hari besar ini dirayakan untuk menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pah (Tuhan dari Alam). Pada saat itu digambarkan orang-orang muda (laki-laki dan wanita) memilih pasangannya secara diundi, kemudian mereka bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Dengan diikuti berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangannya masing-masing.


Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk Dewi Cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.


Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama Katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).

06 Februari 2010

ABOUT ALAY

Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak Blogger dan Kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu masyarakat sekitar"

1. Suka banget pake tulisan atau teks yang GedE keCiL-gEdEkeciL

2. Sok bergaya Emo atau Harajuku tapi pas ditanya asalmulanya, gak tau sama sekali

3. Kalo sms atau ngirim komentar memakai bahasa aneh seperti, "aQuWh, maNi3eZz.."

4. Pokoknya gaya rambut si cowok persis kayak Kangen band (buset dah...)

5. Terlihat memakai postman bag berjenis kulit tapi ga jelas merk dan beli di distro yang mana...

6. Kurus kerempeng, suka memegang rambut dan bermuka bokat

7. Beraninya kalo bikin ulah pasti barengan dan gak berani kalo sendirian

8. Sok kaya, sok imut, sok cantik, sok keren, sok gaul, sok techno padahal waktu ditanya kode HTML aja gak bisa

9. Untuk lagu barat, mereka tidak tahu lagu barat yang sedang nge-tren dan mereka(orang alay) hanya tahu lagu barat dari jaman eighty dan ninety doank (parah gak sih?)
Yang paling parah memang anak-anak alay suka melebih-lebihkan serta kangen-band adalah pemicu gaya anak alay jaman sekarang...sifat- sifat alay itu sangatlah norak dan ga elit banget.

Lalu apa itu kampungan?
Perilaku yang tidak mencerminkan dirinya sebagai manusia yang benar, setidaknya berbuat benar. Contohnya: tawuran antar kampung atau antar sma, nongkrong di halte bareng geng alaynya sambil godain cewek, bergerombol di stasiun, di mall jelek, di pasar sambil ngerokok terus bicara dengan nada yang tidak bisa disebut tinggi tapi lebih tepat cempreng sambil ngata2in temen se gengnya dan tentu saja sebagian masih menggoda cewek yang lewat, kalo di bioskop suka nyari perhatian dengan suara cemprengnya komentar gak jelas ketawa berlebihan dll

Apakah anak emo itu alay?
Tidak emo bukan alay. Emo adalah definisi yang berbeda dengan alay, namun alay kerap menggunakan dandanan style ala emo yg secara otomatis menjatuhkan pamor dari emo itu sendiri.

Perbedaan emo dengan alay gaya seperti apa?
Well, celana skinny dengan baju agak ketat warna item, make sepatu converse, gaya rambut lurus dan panjang di depan namun cepak di belakang. Namun acapkali alay mencoba menerapkan gaya tersebut, rambut yang seolah dipaksa2in, celana abal, baju abal, sepatu apa lagi, ditambah dengan ikat pinggang metal yang khas sekali, bisa dicari di pasar2 contohnya klender atau poncol.